Ahli ekonomi tua Faisal Basri mempersoalkan peruntukan berbelanja lain- lain yang lumayan besar pada Konsep Perhitungan Pemasukan serta Berbelanja Negeri( RAPBN) 2025 yang diusulkan penguasa. Usulan anggaran buat berbelanja lain- lain di tahun depan menggapai Rp631, 8 triliun, ataupun 23, 5% dari keseluruhan berbelanja APBN.
” Pengeluaran lain- lain itu telah karakteristik khas masa Jokowi, bukan cuma konsep. Sebab realisasinya sedemikian itu, nampak sepanjang 10 tahun,” ucap Faisal dalam dialog berjudul Reviu RAPBN 2025: Ngegas Pinjaman yang disaksikan dengan cara daring, Rabu( 21 atau 8).
Dari catatannya, peruntukan berbelanja lain- lain tiap tahun mengarah bertambah. Terdaftar pada 2021, peruntukan berbelanja lain- lain sebesar 4, 0% dari keseluruhan berbelanja APBN, kemudian naik jadi 17, 7% di 2022. Setelah itu pada 2023 peruntukan berbelanja lain- lain terdaftar turun jadi 10% dari keseluruhan berbelanja APBN. Tetapi balik naik di 2024 jadi 13, 9%.
Faisal beranggapan berbelanja lain- lain itu dipakai buat melunasi pinjaman ataupun bobot pinjaman penguasa. Alasannya, pemilik kebijaksanaan tidak sempat menguak tujuan serta pemakaian anggaran dari pos berbelanja lain- lain itu.
” Jadi memanglah dirahasiakan, seakan bantuan mengecil, APBN kian segar. Dimasukkan ke lain- lain itu biar fleksibel. Sementara itu tampaknya ini tidak segar. Ini akuntabilitas tersendat,” jelasnya.
Di peluang yang serupa, ahli ekonomi Awalil Rizky berkata, berbelanja lain- lain serta berbelanja pembayaran bunga pinjaman jadi bagian dari berbelanja penguasa pusat yang memperoleh peruntukan besar pada RAPBN 2025. Berbelanja pembayaran bunga pinjaman terdaftar dialokasikan sebesar Rp552, 8 triliun.
Ahli ekonomi tua Faisal
” Tipe berbelanja penguasa pusat terbanyak merupakan berbelanja lain- lain serta pembayaran bunga pinjaman. RAPBN 2025 meneruskan gaya besarnya kedua tipe itu,” tutur ia.
Ada pula merujuk dari Novel II Catatan Finansial penguasa, peruntukan berbelanja lain- lain dalam RAPBN 2025 jadi yang sangat besar. Pada 2020, peruntukan berbelanja lain- lain terdaftar Rp120, 0 triliun; Rp79, 7 triliun di 2021; Rp404, 3 triliun di 2022; Rp225, 0 triliun di 2023; serta Rp335, 4 triliun di 2024